Thursday, April 16, 2015

Makalah Rangkaian Terintegrasi (IC)



MAKALAH
RANGKAIAN TERINTEGRASI (IC)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Elektronika II
Disusun :
Siti Sopiah Ulfah           (1132070074)
Sri Mulyani                    (1132070075)
Syifa Kamilatul W.        (1132070076)
Tika Rahayu                   (1132070077)



PRODI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2015



Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini  tepat pada waktunya.
          Makalah yang berjudul “Rangkaian Terintegrasi (IC)” ini disusun  untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Elektronika 2
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menemukan banyak hambatan, namun berkat dukungan moril dan materil akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna, karena penyusun masih dalam proses belajar. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca umumnya.

                                                                                     Bandung, Maret 2015
                                                                                    



                                                                                     Penyusun





A.    Latar belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat, terutama di bidang mekatronika. Hal ini ditandai dengan adanya alih teknologi dari manual menuju system otomasi. Keuntungan yang bisa diperoleh dari perkembangan yang pesat di bidang mekatronika dapat membantu manusia dalam menyelesaikan beban tugasnya, sehingga waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan dapat dihemat. Kegiatan rutin yang biasanya dilakoni oleh manusia digantikan dengan sistem yang dirancang secara otomatis yang dapat mengontrol proses atau mesin, atau proses yang mampu menggantikan kerja fisik manusia dengan mesin atau proses yang mereduksi aspek sensorik manusia (aspek mental). Pada kesempatan kali ini penyusun akan membahas mengenai salah satu perangkat elektronika yang sudah berkembang pada saat ini, yaitu Rangkaian terintegrasi atau yang biasa disebut IC.

B.     Rumusan masalah

Rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
-          Apa yang dimaksud dengan Rangkaian Terintegrasi (IC)
-          Munurut bentuk fisik dan fungsinya, Rangkaian Terintegrasi dibedakan menjadi apa saja?
-          Bagaimana cara menentukan kaki pada Rangkaian terintegrasi (IC)?
-          Bagaimanakah proses fabrikasi IC ?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Umtuk mengetahui pengertian Rangkaian Terintegrasi (IC)
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis Rangkaian Terintegrasi menurut bentuk fisik dan fungsinya.
3.      Untuk mengetahui cara  menentukan  kaki pada Rangkaian Terintegrasi (IC)
4.      Untuk mengetahui proses fabrikasi IC



A.    Pengertian Rangkain Terintegrasi (IC)

Rangkaian terintegrasi atau biasa disebut juga IC merupakan komponen elektronika yang terbuat dari kumpulan puluhan, ratusan, hingga ribuan transistor, resistor, diode dan komponen elektronika lainnya. Kumpulan-kumpulan komponen tersebut dikemas dengan kompak sedemikian rupa hingga ukurannya tidak terlalu besar. IC dibuat untuk memiliki fungsi tertentu, misalnya seperti penguat audio, regulator tegangan, penerima gelombang radio, dan lain sebagainya.

B.     Jenis-Jenis Rangkaian Terintegrasi (IC)

IC dibedakan jenisnya menurut bentuk fisik dan fungsinya:
-          IC Power Amplifier
Mempunyai bentuk pipih dan fisiknya lebih besar dari yang lain. Digunakan pada rangkaian penguat suara (audio amplifier). Daya output IC ini cukup besar, berkisar antara 15 watt sampai 100 Watt atau bahkan lebih. Contoh tipe IC-nya adalah STK015, STK 070, STK 105, LA 4440 dan sebagainya.
-          IC Power Adaptor (Regulator)
Digunakan sebagai komponen utama pada rangkaian power adaptor pada sub rangkaian regulator yang berfungsi sebagai penstabil tegangan atau voltase. Contoh tipe IC-nya adalah LM 317H, 78xx (xx = 05, 06, 07, 08, 09, 12), L200, S 042 P, LM 723 dan sebagainya.
-          IC Op Amp
Digunakan pada rangkaian digital yang berfungsi sebagai op amp atau untuk keperluan lain. Misalnya op amp audio amplifier,op amp mic, op amp head tape recorder, termometer digital dan lain-lain. Contoh tipe IC-nya adalah LM 709, LM 741, LM386, TL 074, TL 083, TL 084 dan sebagainya.


-          IC Silinder
IC ini mempunyai bentuk silinder dan banyak digunakan pada rangkaian penguatpesawat CB(Citizen Band) atau HT (Held Transceived).IC jenis ini mempunyai tingkatketahanan dan keawetan lebih lama dari jenis IC penguat yang lain.Contoh tipe IC-nya adalah μL 914, μA703, μA714 dan sebagainya.
-          IC Flip-Flap (FF) atau Timer (CLK,Clock)
IC ini banyak digunakan pada rangkaian pembangkit (multivibrator) untuk memberi umpan atau sumber detak (oscilator) pada IC digital atau untuk keperluan lain. Misalnya NE 555 (IC terpopuler dikalangan pelajar)   untuk alarm multiguna, signal injektor, penguji hubungan, saklar sentuh, timer lampu FF, frekuensi meter, pengacau frekuensi, otak rangkaian power amplifier, regulator pada power adaptor (dapat berfungsi seperti IC Power Amplifier dan Power Adaptor), pengusir serangga, organ elektronik dan lain-lain. Contoh tipe IC-nya NE 555, NE 556 (dua NE 555), M7555 dan sebagainya.
(Single Timer)
CA555, CA555C, LM555, LM555, CSA555, SE555, SE555, CNE555
(Dual Timer)
SA556, SE556, NE556
(Quad Timer)
NE558F.
-          IC Digital
Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika'1' (satu, tinggi). Suatu titik elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa disingkat dengan sebutan 'bit'. Binary berarti sistem bilangan 'dua-an', yakni bilangan yanghanya mengenal dua angka, 0 dan IC digital dibedakan menjadi dua yaitu :


a.       IC TTL (Transistor-Transistor Logic)
Pada suatu lingkungan IC TTL logika '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai0,7 Volt arus searah (DC, Direct Current), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC setinggi 3,5 sampai 5 Volt.
·         Microprocessor
Microprocessor adalah alat pemroses data yang merupakan pengembangan dari teknologi pembuatan  Integrated Circuit (IC), Ada beberapa peristilahan yang dipakai untukmenunjukan tingkat kepadatan  (density) dari suatu chip IC, yaitu Small Scale Integration (SSImengemas beberapa puluh transistor), Medium Scale Integration (MSI-mengemas sampai beberapa ratus transistor), dan sekarang yang sedang berkembang adalah Very Large Scale Integration (VLSImengemas puluhan ribu sampai jutaan transistor).
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk  memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer.
Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali  input/output) dalam sebuah chip yang sangatkecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik.
Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh  kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor. Contoh tentang teknologi ULSI, misalnya microprocessor jenis 8086 mengandung 40.000 buah transistor, 80286 terdiri dari 150.000 transistor, 80386 memuat 250.000 transistor, 80486 mempunyai 1,2 juta transistor, 80586 (Pentium) 3 juta buah transistor lebih sedangkan Intel Core 2 Duo mempunyai 271 juta transistor dan Intel Quad Core 2 Extreme yang terdiri dari empat inti prosesor. Pengembangan lebih lanjut microprocessor 80 inti. Silahkan hitung sendiri kandungan transistornya dan itu akan berkembang secara terus menerus.
·         Permasalahan Pada IC TTL
Apabila terjadi permasalahan pada IC jenis TTL maka sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut :
-          IC logika biasanya dikendalikan oleh suatu detak (Clock) dari sumber detak (Oscilator). Periksa bagian-bagian pembangkit detak, misalnya IC NE 555. Untuk memeriksa keluaran detak dari NE 555, periksa pin 3dari IC NE 555, sudah menghasailkan detak berupa pulsa atau belum.
-          Periksa jangan sampai ada kaki (pin) yang dalam keadaan mengambang. Kaki masukan yang tidak  terhubung kemana-mana akan dianggap berlogika '1' oleh chip IC TTL.
b.      IC CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor)
Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15 Volt akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa hal yang perlu  dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam rangkaian. Halini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa dioda dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen.
Tindakan-tindakan untuk menyelamatkan IC jenis CMOS yaitu:
·         IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil plastik menghantar, bukan pada busa atau polistrin yang dikembangkan atau dalam bahan pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak boleh dikeluarkan dari dalam kemasannya sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian.
·         Berhati-hati untuk tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum dipasangkan pada rangkaian karena elektrostatik dari tangan manusia dapat merubah dan menambah muatan oksidasi.
·         IC CMOS harus merupakan komponen terakhir yang dipasangkan pada papan rangkaian. Jangan  dimasukan atau ditanggalkan sementara tegangan catu daya disambungkan.
·         Gunakan pemegang atau soket IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan muatan dalam IC CMOS.
Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan langsung disolder maka pakailah besi solder yang sangat kecil bocorannya serta solder harus dibumikan. Meskipun IC CMOS tidak memiliki kekebalan sebagaimana IC jenis lainnya. Masa genting dan mengkhawatirkan hanyalah ketika melepas IC CMOS dari busa foil plastik pelindungnya dan ketika memasangkannya ke dalam rangkaian. Setelah kedua pekerjaan itu terlampaui semua akan berjalan biasa-biasa saja.
·         Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap diberi kondisi tertentu, seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak terhubung. Apabiladibiarkan tidak terhubung, biasanyaIC CMOS akan cepat rusak.
IC merupakan salah satu komponen elektronik yang mudah rusak karena panas, baik panas pada saat  disolder maupun pada saat IC bekerja. Untuk menghindari kerusakanIC karena panas pada saat disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya. Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingindari aluminium atau tembaga yang biasanya disebut heatsink.

C.    Cara menentukan Kaki IC

1.      Untuk IC yang dikemas dalam kemasan DIL atau dua garis maka kaki nomor 1 adalah kaki yang dekat titik (bulatan) dan tanda itu berdekatan dengan lekukan (cekungan) yang ada pada badan IC.Selanjutnya kaki nomor 2, nomor 3 dan seterusnya dapat kita peroleh dengan cara memutar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.
2.      Untuk IC yang dikemas dalam kemasan satu baris maka kaki nomor 1 adalah kaki yang paling tepi dan berdekatan dengan tanda titik,cekungan atau tanda yang lain.

D.    PROSES FABRIKASI IC


Struktur IC adalah sangat kompleks baik dari sisi topografi permukaan maupun komposisi internalnya. Masing-masing elemen pada suatu piranti mempunyai arsitektur tiga-dimensi yang harus dapat diproduksi secara sama untuk setiap rangkaian. Masing-masing komponen merupakan struktur yang terdiri dari banyak lapisan, masing-masing memiliki pola yang spesifik. Sebagian lapisan tertanam dalam silikon dan sebagian lagi menumpuk di atasnya.
Proses pabrikasi IC memerlukan urutan kerja yang persis dan diperlukan desain rangkaian yang cermat.
Pada saat ini, sebuah IC dapat berisi jutaan komponen. Komponen-komponen tersebut sedemikian kecilnya sehingga keseluruhan rangkaian hanya menempati luas area kurang dari 1 cm2. Wafer kristal silikon sebagai bahan awal, berdiameter sekitar 10 cm sampai 30 cm sehingga pada permukaan wafer ini dapat dibuat puluhan sampai ratusan rangkaian lengkap.
Untuk produksi massal bahkan ratusan wafer dapat sekaligus digunakan dalam suatu proses pabrikasi secara bersamaan. Tentu saja ini sangat menguntungkan dari sisi biaya dan tenaga yang digunakan. Namun demikian sebelum sampai pada tingkat produksi massal, serangkaian proses pengujian berbagai langkah produksi harus dilakukan dengan cermat.
Secara garis besar, proses pembuatan silikon kristal wafer dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:
Pada awalnya, silikon kristal wafer diproduksi sendiri oleh perusahaan pembuat IC sampai dengan pembuatan circuit di atasnya. Tetapi saat ini hampir semua perusahaan pembuat IC membeli silikon kristal wafer dari pihak ketiga (supplier).
Saat ini pabrik atau lab pembuat IC telah banyak berkembang, diantaranya MOSIS yang berada di USA, TMC yang berada di Taiwan, TIMA berada di Perancis, NEC di Jepang, Samsung di Korea, MIMOS ada di Malaysia, dan masih banyak yang lainnya.
Umumnya perusahaan-perusahaan tersebut mengawali proses dari Wafer Fabrication, yaitu proses pembuatan circuit pada silikon kristal wafer yang masih utuh.

1.       Wafer Fabrication


a) Cleaning

Silikon wafer harus senantiasa bersih (tidak terkontaminasi partikel organik maupun logam) dalam setiap tahapan proses Wafer Fabrication. Adapun yang paling banyak digunakan adalah metode RCA Clean.

b) Oxidation

Salah satu alasan utama mengapa silikon paling banyak dipilih sebagai bahan semi-konduktor adalah karena silikon menawarkan berbagai kemudahan, antara lain kemudahan untuk membentuk lapisan insulator berkualitas tinggi di atas permukaannya melalui proses oksidasi.
Yaitu terjadinya reaksi kimia antara silikon dengan oksigen atau uap air pada temperatur antara 1000oC - 1200oC sehingga membentuk lapisan film Silicon Dioxide (SiO2) pada permukaan wafer. Jurnal Teknologi IC | DENI NURMAN
SiO2 bersifat stabil pada temperatur tinggi dan merupakan salah satu bahan insulator terbaik.

c) Photolithography

Photolithography merupakan proses utama pada Wafer Fabrication, dimana pola mikroskopik yang telah didesain dipindahkan dari masker ke permukaan wafer dalam bentuk rangkaian nyata.
Diawali dengan memberikan lapisan photoresist (cairan kimia yang bersifat photosensitive) pada permukaan wafer.
Kemudian pada silikon wafer yang sudah dilapisi photoresist tersebut diletakkan di atasnya masker/reticle berbentuk lempengan kaca transparan yang telah dipenuhi pola circuit (die) yang sejenis yang akan dibuat, lalu dipaparkan terhadap sinar UV sehingga lapisan photoresist pada permukaan wafer yang terekspos langsung sinar UV akan mudah dikelupas dengan bantuan cairan kimia khusus.
Maka pada permukaan wafer akan terlihat pola circuit seperti pola pada masker/reticle.

d) Ion Implantation

Dalam proses pembuatan IC, tahapan ini merupakan tahapan yang memerlukan pengontrolan khusus. Ion implantation ialah proses menanamkan atom impuritas (ion) ke dalam silikon wafer yang tidak tertutup oleh lapisan photoresist dengan bantuan tegangan listrik (untuk mengatur kedalaman penetrasi ion) dan arus listrik (untuk mengatur jumlah ion)
Atom impuritas itu sendiri berfungsi untuk mengubah sifat kelistrikan dari silikon wafer.
Teknik ion implantation ini lebih banyak digunakan walaupun sebenarnya ada teknik lain untuk menanamkan atom impuritas ke dalam silikon wafer yang disebut dengan teknik Difussion, yaitu teknik untuk menanamkan atom (dopant) pada silikon wafer agar terjadi perubahan sifat resistivity-nya dengan bantuan temperatur tinggi antara 1000oC - 1200oC.
Proses difussion ini mirip dengan proses merambatnya tinta yang diteteskan pada gelas berisi air bening. Pada saat silikon wafer dikeluarkan dari temperatur tinggi ke temperatur ruangan, maka atom yang merambat tersebut akan berhenti merambat (berada di posisinya yang terakhir).

e) Etching

Di tahun-tahun awal berkembangnya teknologi IC, teknik etching yang dipakai adalah Wet Etching yaitu dengan menggunakan cairan kimia yang mampu menyebar ke segala arah dengan sama rata (isotropic) untuk meluruhkan lapisan SiO2 pada permukaan silikon wafer. Kelemahannya adalah bagian lapisan SiO2 yang berada tepat di bawah lapisan photoresist juga sebagian ada yang ikut luruh, sehingga akan menjadi masalah tersendiri jika jalur polanya sangat tipis.
Seiring perkembangan teknologi IC yang kemudian menggunakan material lain seperti Silicon Nitride (Si3N4) dan Polysilicon dimana pada kedua material ini tidak bisa menggunakan teknik Wet Etching maka pada saat ini teknik Wet Etching tersebut sudah ditinggalkan.
Sebagai penggantinya dikenalkan teknik Dry Etching yang menggunakan gas (flourine, chlorine dan bromine) yang memiliki efek Anisotropic yaitu kemampuan untuk meluruhkan dengan kecepatan penetrasi yang tidak sama rata.

f) Chemical Vapor Deposition (CVD)

Pada tekanan rendah dan temperatur tertentu gas atau uap kimia akan bereaksi terhadap lapisan film pada permukaan silikon wafer
Gas Ammonia (NH3) dan Dichlorosilane (SiHCl2) akan bereaksi untuk menghasilkan lapisan film Silicon Nitride (Si3N4) yang solid dengan ketebalan beberapa micron atau beberapa nanometer saja. Sedangkan gas-gas sisa reaksi berupa Hydrogen Chloride (HCl), Chlorine (CL2), Hydrogen (H2) dan Nitrogen (N2) akan dipompa keluar dari reaktor.

g) Sputter Deposition

Walaupun secara umum proses CVD lebih unggul dari pada sputtering tetapi tidak semua logam yang diperlukan dalam proses pabrikasi IC bisa terbentuk pada permukaan silikon wafer. Proses sputtering memanfaatkan medan listrik untuk mengambil ion Argon positif agar membentuk lapisan logam tipis (film) pada target yang berada di permukaan silikon wafer.

h) Chemical Mechanical Planarization (CMP)

CMP adalah kombinasi penggunaan metode kimia (untuk melunakkan terlebih dahulu lapisan material yang akan dibuang) dan mekanik (penggosokkan dengan polishing slurry) untuk membuang material-material yang tidak diperlukan pada permukaan silikon wafer sehingga hanya material-material yang dibutuhkan saja (sesuai desain) yang masih menempel pada permukaan wafer.
Dari semua proses yang sudah dijelaskan di atas dan dikombinasikan dengan proses lainnya yang jumlahnya sangat banyak, salah satunya adalah Metallization (untuk menghubungkan semua komponen yang terkandung (resistor, kapasitor, transistor dll) sehingga membentuk rangkaian IC yang sesuai dengan desain yang sudah direncanakan), maka hasil akhirnya adalah sejumlah IC (die) yang masih menyatu pada sebuah silikon wafer.

2.      Wafer Test

Die-die yang dihasilkan pada proses Wafer Fabrication tidak 100% berfungsi dengan baik. Untuk mengetahui die mana saja yang rusak, diperlukan pengetesan awal.
Setiap jenis die yang diproduksi memiliki alat pengetesan tersendiri yang disebut probe card. Alat spesial ini dibuat khusus untuk setiap jenis die yang berbeda, tetapi semuanya telah dilengkapi dengan jarum kecil yang dirancang sedemikian rupa supaya pas dengan posisi bond pad pada die yang akan dites.
Silikon wafer yang akan dites kemudian dijepit pada alat penjepit yang terdapat pada Wafer Prober. Wafer Prober sepenuhnya dikendalikan oleh Tester, yaitu sistem komputerisasi yang bisa 9 Jurnal Teknologi IC | DENI NURMAN
diprogram secara otomatis untuk menggerakan Probe Card guna melakukan pengetesan berbagai sifat kelistrikan pada setiap die yang terdapat pada permukaan silikon wafer kemudian menandai setiap die yang tidak berfungsi dengan baik (rusak).

3.      Packaging

IC Silicon yang sudah berbentuk die perlu penanganan yang hati-hati karena mudah pecah walaupun sudah diberi lapisan pelindung khusus. Selain itu, bond pad-nya memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga sangat sulit untuk dihubungkan dengan komponen lainnya pada sebuah rangkaian aplikasi elektronika.
Untuk melindungi die tersebut dan untuk memudahkan penanganan serta penyambungan dengan komponen elektronika lainnya, maka diperlukan pengemasan/packaging.

a.       Silikon wafer yang sudah dites diletakkan di atas blue tape yang dibentangkan pada logam yang permukaannya rata dengan bagian belakang yang tidak memiliki circuit menempel pada permukaan blue tape tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan silikon wafer menjadi potongan-potongan die dengan menggunakan pisau khusus (bermata berlian) yang berkecepatan tinggi. Potongan-potongan die akan tetap menempel pada permukaan blue tape.
b.      Potongan die yang bagus (telah lolos pengujian awal) dicabut dari blue tape dan dipindahkan ke atas leadframe (komponen yang terbuat dari tembaga yang berfungsi sebagai kaki-kaki pada IC) dan direkatkan dengan epoxy kemudian dipanaskan agar epoxy mengeras dan die tidak terlepas dari leadframe. Proses pencabutan dari blue tape dan pemindahan ke atas leadframe dilakukan oleh mesin secara otomatis.

c.       Wirebonding, yaitu proses dimana kaki-kaki leadframe dihubungkan ke bond pad yang terdapat pada die dengan menggunakan benang emas (gold wire). Pekerjaan ini juga dilakukan oleh mesin secara otomatis.

d.      Molding, yaitu menutup leadframe dengan menggunakan compound yang dipress pada temperatur dan tekanan udara tertentu sehingga die dan benang emas yang semula terbuka akan tertutup oleh compound.

e.       Solder Platting, yaitu proses penyepuhan kaki-kaki IC dengan timah sehingga kaki-kaki yang terbuat dari tembaga tersebut berwarna perak.

f.       Marking, yaitu proses pemberian label tipe IC , part number, nama perusahaan, tanggal dan lain sebagainya untuk memudahkan identifikasi selanjutnya.

Teknik molding seperti yang diuraikan di atas, menyebabkan kemasan luar IC lebih besar daripada ukuran die di dalamnya. Efeknya, sinyal frekuensi tinggi dari IC sedikit terganggu.
Untuk menanggulangi kelemahan tersebut, saat ini telah dikembangkan teknologi yang memungkinkan untuk memproduksi IC dengan ukuran kemasan yang hampir sama besar dengan ukuran die di dalamnya. Teknik ini juga telah berhasil memperbaiki kualitas sinyal frekuensi tingginya. Teknik tersebut diberi nama Flip Chip.
Pada teknik ini, terlebih dahulu dibuat bond pad yang merupakan pasangan untuk connecting pad yang terdapat pada die yang akan dikemas. Kemudian pada bond pad yang telah disiapkan tersebut diberi timah yang membentuk bola-bola kecil (bump).
Setelah semua bond pad terisi oleh bump, selanjutnya dipasangkan dengan connecting pad pada die untuk kemudian dipanaskan sehingga keduanya menyatu oleh timah yang meleleh.

4.      Final Test

Selama proses packaging ada kemungkinan die mengalami kerusakan atau proses packaging yang kurang sempurna. Pengujian akhir dilakukan terhadap semua IC yang sudah selesai dikemas dengan tujuan agar IC yang mengalami kerusakan selama proses packaging tidak ikut terkirim bersama-sama dengan IC yang bagus.
Metode pengujian akhir ini hampir sama dengan pengujian awal terhadap silikon wafer, bedanya IC yang sudah jadi tidak memerlukan lagi Wafer Prober tetapi menggunakan Handler.
Handler juga sepenuhnya dikendalikan oleh Tester guna melakukan pengetesan berbagai sifat kelistrikan pada setiap IC sekaligus memilah-milah kualitas dari masing-masing IC.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
·         Rangkaian Terintegrasi IC merupakan komponen elektronika yang terbuat dari kumpulan puluhan, ratusan, hingga ribuan transistor, resistor, diode dan komponen elektronika lainnya. Kumpulan-kumpulan komponen tersebut dikemas dengan kompak sedemikian rupa hingga ukurannya tidak terlalu besar. IC dibuat untuk memiliki fungsi tertentu, misalnya seperti penguat audio, regulator tegangan, penerima gelombang radio, dan lain sebagainya.
·         Menurut bentuk fisik dan fungsinya, rangkaian terintegrasi dibedakan menjadi IC Amplifier, IC Power Adapter (Regulator), IC Op Amp, IC Silinder, IC Flip-Flap (FF) atau Timer (CLK,Clock), dan IC digital.
·         Terdapat beberapa cara untuk menentukan kaki pada rangkaian terintegrasi, diantaranya adalah :
-          Untuk IC yang dikemas dalam kemasan DIL atau dua garis maka kaki nomor 1 adalah kaki yang dekat titik (bulatan) dan tanda itu berdekatan dengan lekukan (cekungan) yang ada pada badan IC.Selanjutnya kaki nomor 2, nomor 3 dan seterusnya dapat kita peroleh dengan cara memutar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.
-          Untuk IC yang dikemas dalam kemasan satu baris maka kaki nomor 1 adalah kaki yang paling tepi dan berdekatan dengan tanda titik,cekungan atau tanda yang lain.
(t.thn.). Diambil kembali dari http://Elektronika-dasar.web.id
Santosa, H. (2012, Juni 22). Mengenal IC Integrated Circuit. Diambil kembali dari http://hardi-santosa.blog.ugm.ac.id
Syahmei. (2011, Maret). IC Integrated Circuit. Diambil kembali dari http://syahmei.blogspot.com.in