Saturday, April 6, 2013

Speech contest



SPEECH CONTEST

   Hello.. Good morning everybody.. I’m really glad to be here, standing in front of you all and being able to speak and share something important in english. And this time is good opportunity particularly for me and all student to join this english speech contest. Because it is the best time bravely to show the students english competence in this compatation..

Well in this occasion, i’m the student from islamic secondary school of Rajapolah, going to speak with the title:
HOW TO LEARN ENGLISH EFFECTIFELLY AND EFFICIENTLY
As we’ve known that english is the only one of international language, in the world and the most frequent, language use in the text books. Than we haven’t got any other choeise to do, except we have to study it. So it can be understood, comperehanded and communicated. But, it is n like, i hade six, seven, and even nine years of english at school, but we never speak english fluently. I think is problem is mind too. In my mind, english is very difficult, and i dislike english subject in my school. Every english teacher come in to class and explain it, i always ignore it and never pay attention the teacher explanation in class. But, thanks God.. I’ve been already able to speak and communicate english well, as you see now. This is because i’ve known the key how to study it effectifely and efficiently. So my fellow student, from know , don’t be pessimistic and afraid of facing english subject in class.
Actually in studying english, there are five principles how it can be learn and mastered easily.
The first step is must listening. It makes our pronounciation getting better. For instant, we can listen any kind of program, like english song, the english news service, or english music program.
The second step is must much reading. It makes our knowledge insight, and knowledge about english. And please take good advantage leisure your time, in good advantage to read and read, an english books and newspaper and others.
The third step is must much writing. It makes our vocabularies getting more, and please never be unwilling to make a note in english.
The fourth step is must much speaking. Where ever you are, please keep speaking english. It makes our encouregment coming out, and we are not going to be shy anymore to express what ever you want to in english.
And the last one is must practicing. It makes our english competence more increasing than before and please never doubt to practice it when ever you can.    Those are the important thing, we got to do, if we really want to be able to master it. As the wise word say that: “THE IMPORTANT OF EVERY THING IS NOT ONLY TO KNOW SOMETHING, BUT TO CARRY OUT WHAT IS KNOWN”.
I think thats all my speech and i’m sorry if you find something wrong on my pronounciation. And thank you for your attention. Bye......

Tuesday, April 2, 2013

Ibnu Sina

Di Timur dan Barat, namanya begitu gemilang. Kecerdasannya memukau banyak orang. Karya yang dihasilkan sangat monumental dan selalu menjadi rujukan. Tak hanya satu ilmu, ia menekuni banyak bidang. Dari musik, sastra, filsafat sampai kedokteran. Tak aneh, kalau kemudian ia menjadi toggak dan pilar penggerak paling berpengaruh di dunia.
Dialah Ibnu Sina. Nama aslinya Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdullah Ibnu Sina. Ia lahir di Afshana, dekat kota Bukhara (Turkistan) pada 980 M. Ayahnya bernama Abdullah, berasal dari Balkh. Abdullah pernah diangkat sebagai gubernur Samanite, kemudian ditugaskan di Bukhara. Di situlah, Ibnu Sina mengawali pendidikannya.
Sejak belia, ia telah memperlihatkan kecerdasannya. Pada umur 10 tahun, ia hafal al-Qur’an. Ia juga menekuni berbagai literatur. Diasuh oleh keluarga Ismailiyah, ia sangat terpengaruh oleh ajaran Proselitisme Ismailiyah. Ia pun mengembangkan cita-citanya untuk mendalami filsafat. Itu memungkinkannya mempelajari alam pikiran Yunani, Islam, dan berbagai materi filsafat lainnya.
Ia sempat berguru pada Abu Abdullah, seorang ahli filsafat terkemuka saat itu. Sina belajar Ilmu mantiq, geometri, dan astronomi. Saking cerdasnya, dengan cepat, ia berhasil melampaui sang guru. Lalu, ia pun belajar ilmu kedokteran, fisika, dan metafisika al-Farabi secara otodidak. Di usia masih muda, ia berhasil menguasai ilmu-ilmu tersebut secara mendalam. Terutama kedokteran. Sehingga, banyak dokter praktek saat itu kerap berkonsultasi dengannya untuk memecahkan kesulitan.
Pada usia 17 tahun, ia menjadi dokter muda. Kemampuannya makin mengagumkan ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh Ibn Mansur, raja dari Bukhara. Padahal, saat itu, banyak dokter ahli dan cendekiawan terkemuka yang berkumpul di istana. Namun, kesemuanya tak mampu menyembuhkan. Sang Raja hendak memberikan hadiah. Namun, Sina hanya meminta diperbolehkan melahap semua buku yang ada di perpustakaan istana.
Serasa menemukan kekasihnya, dengan giat ia mulai membaca semua buku purba di perpustakaan itu. Buku-buku itu tersimpan rapi dalam peti. Dan, buku-buku itu adalah karya yang jarang dibaca orang. Karena kecerdasannya yang luar biasa, dengan cepat, Sina menguasai bermacam-macam ilmu. Empat tahun kemudian, ia pun mulai menulis. Gaya tulisannya jelas dan gamblang.
Tak lama, ayahnya wafat. Ia pun meninggalkan Bukhara karena instabilitas politik. Ia berangkat menuju Jurjan. Di sana, ia membuka praktek dokter. Ia juga aktif bergerak dalam bidang pendidikan dan menulis buku. Namanya terus menjulang. Ia pun sempat diundang oleh Raja Khwarizim yang mengurusi soal pendidikan dan kebudayaan. Pada masa itu, ia bertemu dengan tokoh besar sezamannya, Abu Raihan al-Biruni.
Sina merasa cocok tinggal di Jurjan. Namun, karena perkembangan politik yang tidak menguntungkan dan merasa kurangnya perlindungan dan apresiasi atas karya ilmiahnya, ia meninggalkan kota itu dan pergi ke Rayy. Di Rayy, ia diterima dengan baik oleh Majdul Dawlah. Namun, ia hanya singgah sebentar. Kemudian, ia berlabuh di Hamadan. Di situ, ia berdiam lebih lama. Ia berhubungan baik dengan penguasa Sahamsud Dawlah, yang pernah disembuhkannya dari sakit perut yang kronis.
Di tempat itulah, Sina menyelesaikan karya monumentalnya, al-Qanun fi al-Thibb. Dalam bahasa Latin, kitab itu disebut canon, sedang di Barat lebih dikenal sebagai The Canons of Medicine. Konon, kitab itu merupakan puncak dan mahakarya Arab. Karangan Sina itu menjadi ensiklopedi terlengkap dan terbesar di dunia kedokteran. Kitab itu memuat jutaan istilah. Ensiklopedi kedokteran itu ditulis dalam lima jilid, memuat 760 obat-obatan. Juga jenis-jenis penyakit yang menjangkiti seluruh tubuh, mulai dari kepala sampai kaki.
Kitab itu bertalian erat dengan bidang farmakologi dan patologi. Kitab Qanun sangat dikenal sebagai kitab kedokteran paling otentik di dunia. Kitab itu banyak memuat penemuan Sina di bidang anatomi yang masih dipakai hingga kini. Sina pula yang pertama kali dapat mengenali asal muasal terjadinya penyakit menular, seperti phtisis dan TBC. Ia juga orang pertama yang dapat menjabarkan gangguan miningitis (radang otak). Dialah ilmuan pertama yang mampu menjabarkan anatomi mata berikut perangkat sistem optiknya.
Tak hanya itu, Sina juga menulis karya monumental lain. Yakni kitab al-Syifa (buku penyembuhan) yang merupakan ensiklopedi filsafat. Konon, kitab itu diselesaikan dalam waktu 20 hari. Pandangan filsafat Sina berhasil mempersatukan tradisi Aristotelian, pengaruh neo-platonik dan teologi Islam. Dalam bahasa Latin, kitab itu disebut sanatio. Kitab itu mempunyai pengaruh yang luas terhadap filsafat Barat dan Timur. Para penulis Persia menyejajarkan buku itu dengan al-Magest karya Plotemy.
Al-Syifa juga dikenal sebagai ensiklopedi filsafat yang berisi banyak karya orisinal tentang seni musik. Roger Bacon, seorang kritikus musik Barat, mengakui sumbangan Sina dalam penyempurnaan nilai musik. Selain al-Syifa, risalah filsafatnya yang cukup dikenal adalah al-Najat dan Isharat. Dalam kedua risalahnya itu, Sina memadukan dua kategori utama dalam filsafat, yakni pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis.
Selain kedokteran dan filsafat, Sina juga sangat berjasa dalam mengembangkan pengetahuan lain. Dalam bidang astronomi, ia dikenal sangat mahir. Ia pun dipercaya oleh Alaud Dawlah untuk memerbaiki sistem penanggalan yang sudah ada dan merencanakan pembuatan observatorium. Ia juga menentang anggapan keliru para astronom Yunani, Arab dan Hindu yang mempertahankan pendapat kemiringan gerhana mengecil secara berangsur-angsur ke arah Khatulistiwa.
Dalam bidang kimia, Sina tidak percaya pada kemungkinan terjadinya transmulasi kimia pada bahan metal. Pandangannya itu secara radikal bertentangan dengan pandangan umum saat itu. Risalahnya dalam penelitian mineral merupakan salah satu sumber utama yang sering menjadi rujukan para ensiklopedis geologi Kristen di abad ke-13.
Ia juga menulis karya-karya tentang kesusastraan dan leksikografi. Karya-karya sastranya semisal Hayy Ibn Yaqdzan dan al-Tair, memandu arah perkembangan sastra di Iran, Afghanistan, Asia Tengah, dan negara-negara Arab. Puisi terbaiknya adalah ode yang mengisahkan “penyerahan jiwa pada sesuatu yang lebih mulia”.
Ia juga menulis risalah tentang geometri, zoologi, dan botani. Ia juga sempat menulis buku tentang geologi. Karyanya ini menceritakan perihal terciptanya gunung dan kerak bumi, serta menguraikan penyebab gempa secara ilmiah. Buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul De Conglutiatione Lapidum. Atas sumbangannya itu, Sina dianggap sebagai “Bapak Geologi”.
Ibnu Sina tak pernah bisa betah di suatu tempat. Ia menjelajah ke berbagai negeri sambil mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat. Akhirnya, ia mengalami semacam kelelahan mental hebat. Ada juga yang menyebutkan ia menderita sakit perut dam berusaha mengatasi penyakit itu. Namun, penanganan yang dilakukan berlebihan, sehingga mengalami komplikasi pada ususnya. Ia meninggal di Hamadan pada usia 57 tahun pada 1037 M.
Ibnu Sina, raksasa intelektual dari abad pertengahan itu, telah meninggalkan jejak-jejak tak ternilai di berbagai cabang ilmu pengetahuan. Karyanya meliputi logika, kedokteran, filsafat, matematika, astrologi, teologi, etika, politik, mistik, tafsir, kesusastraan dan musik. Konon, ia mampu menulis rata-rata 50 halaman per hari. Selama hidupnya, ia telah menyusun tidak kurang dari 238 buku dan risalah. Dunia pun mengakui kebesaran namanya. Sebagai buktinya, namanya diabadikan sebagai nama sebuah auditorium besar pada fakultas kedokteran Universitas Paris, Prancis. Tak berlebihan, kalau ia disebut sebagai intelektual muslim paling berpengaruh di dunia. (M. Khoirul Muqtafa)
* Tulisan ini dimuat di Majalah Nebula (eks ESQ Magazine) No. 24/Tahun II/2006

Mengguncang Dunia Fisika dengan Al-Qur’an


Mengguncang Dunia Fisika dengan Al-Qur’an